Comment Positive From Friend

Mas Andy,
-------------------------------------------------
Terima kasih atas respon yang mas Andy berikan. Saya sudah mengetahui bahwa Andri memang sedang melanjutkan studi di Jepang, tepatnya di kota Hokkaido, melalui beasiswa Monbukagakusho (beasiswa pemerintah Jepang) dengan sebelumnya mengikuti pendidikan bahasa di Malaysia selama lebih kurang setahun.

Adapun pertanyaan saya tentang boleh tidaknya alumni dari luar SMANSA ikut bergabung dalam IKASMA, hal ini dikarenakan adanya informasi yang disampaikan Kak Wilson di halaman website lainnya bahwa yang berhak menjadi anggota IKASMA adalah orang-orang yang min pernah bersekolah di Smansa Tpi, walaupun tidak sampai selesai. Hal itu ditegaskan lagi oleh kak Wilson atas tanggapan beliau terhadap komentar saya. Karena adanya perbedaan pendapat antara mas Andy dan kak Wilson tentang siapa yang berhak menjadi anggota IKASMA, ya monggo kakak-kakak berdua berdiskusi lagi untuk siapa sebenarnya IKASMA ini dibuat dan apa tujuannya.
Website IKASMA

Untuk kak Wilson, terima kasih juga sudah memberikan tanggapannya. Kalau boleh saya memberikan masukan, ada baiknya IKASMA dimulai dari sesuatu hal yang kecil terlebih dahulu, baru nanti perlahan-lahan menjadi besar. Di blog mas Andy saya baca tulisan kak Wilson bahwa, "SMANSA akan Go International". Itu sih sangat baik, namun apakah cukup visible untuk saat ini. Sebelum saya berkunjung ke blog mas Andy, saya baca situs dari sijori tentang terpuruknya prestasi SMA di Tanjung pinang untuk 2 tahun terakhir ini. Kalau saya pribadi tidak begitu tertarik membahas penyebab keterpurukan tersebut dengan berusaha mencari siapa yang harus dipersalahkan atau dicari kambing hitamnya, tapi saya lebih suka untuk mempertanyakan apa yang harus dilakukan untuk menggenjot prestasi siswa, at least berdasarkan target yang ditetapkan sekolah (small target yang cukup visible). Kalau memang nantinya bisa melebihi rata-rata tingkat kabupaten, propinsi, nasional, atau internasional sekalipun, ya alhamdulillah. Tapi awalnya, think small in order to get optimal results.

SMA Negeri 1 Tanjungpinang

Contoh lainnya, untuk menjangkau para alumni dari generasi terdahulu merupakan usaha yang luar biasa susah. Walaupun sekarang segala sesuatu sudah berbasis IT, tapi tetap saja masih ada alumni yang gaptek dan tidak begitu banyak berinteraksi dengan internet. Selain itu, walaupun mungkin mereka berinteraksi dengan internet, hanya segelintir orang yang iseng seperti saya memasukkan kata kunci SMANSA Tanjung Pinang ke mesin google, yang lainnya barangkali lebih sibuk dengan hal lainnya sesuai dengan tuntutan hidupnya masing-masing, dan ini sah-sah saja jika orang memiliki skala prioritas tertentu dalam hidupnya. Bukan berarti trus kita menjudge bahwa mereka tidak peduli lagi dengan SMANSA. Mereka mungkin tidak berkiprah di SMANSA, tapi berkiprah untuk hal yang lebih besar lainnya menurut kaca mata mereka masing-masing. Bagi yang memang ada waktu terlibat dengan SMANSA ya monggo, bagi yang nggak bisa, mungkin mereka memiliki cara lain untuk memajukan bangsa ini.

Saran saya, coba bina hubungan dengan siswa-siswa khususnya kelas tiga (small scope) dengan "memasarkan" kepada mereka manfaat bergabung dalam IKASMA sehingga diharapkan mereka agar mereka tertarik nantinya untuk melirik dan berkontribusi dengan IKASMA. Ini lebih realistis, khan? Apalagi kak Wilson dari lulusan ekonomi, tentu lebih pahamlah dengan marketing strategy.. smile.... Saya tidak tahu apakah mas Andy sudah mendapatkan jawaban email baik dari Pak Eko maupun Andri. Bagi saya kalaupun email tersebut belum terjawab, saya berusaha untuk berpositive thinking, kenapa belum terjawab juga. Pak Eko tentunya sangat sibuk dengan urusannya yang luar biasa, baik di UI maupun di lembaga-lembaga nasional, apalagi sejak beliau diangkat menjadi Profesor termuda di UI. Tentu beliau memiliki skala prioritas tersendiri dalam pekerjaannya. Begitu juga Andri yang sibuk dengan program master nya di Hokkaido University. Moga kita nggak pernah berpikir miring, "kacang lupa kulit". Namun demikian, usaha kak Wilson dan mas Andy selama ini untuk tidak henti-hentinya menghimbau aluni bergabung di IKASMA, patut untuk diteruskan dan saya sangat menghargainya. Tambah rumusan lagi nih, kak... Jadi, selain think small in order to get optimal results, positive thinking and please determine the right scale of priorities.

Satu lagi, ada baiknya kita lebih memusatkan perhatian kita ke arah terbinanya kerja sama dari pada sekedar menghujat dan menyalahkan suatu lembaga, pemerintah dan sebagainya. Kenapa saya menuliskan hal ini, karena beberapa tulisan kak Wilson cukuplah membuat pihak-pihak tertentu untuk tidak memilih bekerja sama dengan kak Wilson, terutama yang ditujukan kepada pemerintah. Saya mengerti kok, mungkin akan terlontar pernyataan dari kak Wilson, saya khan ingin menyuarakan kebenaran dan hal senada lainnya. Namun, apa cara seperti itu merupakan cara yang efektif untuk menasehati penguasa? Kak Wilson bisa saja memberikan nasehat lemah lembut secara langsung ke pihak bersangkutan, tanpa harus dibeberkan ke khalayak umum. Jangan jauh-jauh ke pemerintah deh, kita saja jika diposisikan, pilih mana dinasehati oleh seseorang secara hikmah secara tersembunyi, atau dinasehati secara terang-terangan di depan orang ramai. Sungguh tidak enak rasanya ditelanjangi di depan publik, bukan? Yang terjadi penguasa bukannya menerima kebenaran yang kita sampaikan, tapi ya malah sebaliknya menjadi antipati dengan si pemberi nasehat. Hasilnya, kerja sama dengan penguasa pun tidak berjalan dengan baik. Padahal alumni SMANSA itu banyak sekali dari penguasa, khususnya TPI.

Kalau muncul pernyataan, mana mau mereka mendengarkan kita dengan cara halus seperti itu? Saya malah balik bertanya, apakah dengan cara kasar membuka aib penguasa di depan umum membuatnya menjadi berubah? Sudah banyak kasus di Indonesia ini usaha perubahan dengan cara kekerasan, apakah menghasilkan perubahan yang diharapkan? Malah kekerasan demi kekerasan dari penguasa tetap saja berlangsung. Jadi nambah lagi, think small, with the right scale of priorities, smart actions and positive thinking in building relationship with significant others.

Mengenai apakah IKASMA akan dibuka untuk non SMANSA, monggo dirumuskan lagi oleh pengurus inti IKASMA.Saya sering bertemu dengan orang-orang asing yang kemampuannya menurut saya biasa saja, tapi luar biasa dalam membina hubungan kerja sama dalam team, tidak pernah mengedepankan kelemahan atau aib rekan kerjanya, menghargai pendapat orang lain, dan bekerja dari hal yang kecil terlebih dahulu. Hasilnya, luar biasa menciptakan sesuatu yang besar. Sebaliknya, saya sering juga bertemu dengan orang-orang Indonesia yang pintarnya luar biasa, tapi sulit dalam membina kerjasama dengan orang lain, merasa pintar sendiri, mudah mengumbar aib dan kelemahan rekan kerjanya, berpikir global tapi tidak tahu bagaimana memulainya dari kecil. Hasilnya, hanya terungkap dalam sebuah wacana tanpa ada hasil nyata yang berarti yang bisa dikontribusikan untuk bangsa.

Wallaahu'alam. Mohon maaf jika masukan panjang lebar dari saya ada yang menyinggung perasaan baik, mas Andy maupun Kak Wilson. Semoga mas Andy dan kak Wilson bisa melihat sisi positif dari apa yang saya sampaikan dan mengabaikan sisi-sisi negatif dari tulisan saya.

From Donny,
August 25, 2007

1 komentar:

  1. Buat Donny,

    Saya sangat setuju sekali dengan pemikiran serta pendapat-pendapat anda. Dalam hal ini, saya juga ingin mencari jalan tengah untuk menyumbangkan pemikiran serta berbuat sesuatu bagi bangsa dan negara kita ini, atau tentang apa saja yang bernilai positif untuk kegunaan kita semua, bisa buat Ikasma, namun tentunya bagi pembelajaran buat saya sendiri.

    Karena saya sangat tertarik sekali dengan uraian anda maka saya memutuskan untuk mengangkat inti dari pandangan ini menjadi topik tersendiri di iPratama agar semua teman-teman yang lain juga turut mengerti.

    Saya ucapkan terima kasih atas tanggapan positifnya. Karena merupakan hal yang berguna untuk kita semua.

    Salam Sejahtera dan Sukses Selalu buat anda!

    BalasHapus